Bercanda Kita

Ada hal-hal yang boleh dibercandakan, ada juga hal-hal yang tidak baik untuk dibercandakan. Benar adanya bahwa segala yang berlebihan itu tidak baik, termasuk dalam hal bercanda.
Ketika seseorang yang kita kenal nampak selalu easy going dalam perkara obrolan atau bercandaan apapun bukan berarti dia akan selalu baik-baik saja dengan kalimat-kalimat bercanda yang kita lontarkan.
Bagaimanapun setiap manusia adalah manusia, memiliki hati. Akan ada masa dimana hatinya bisa saja terluka dengan kalimat-kalimat bercanda kita.
Bisa membuatnya jadi patah semangat, menjadi lebih tidak percaya diri, dan hal-hal negatif lainnya dikarenakan kalimat yang keluar dari lisan kita, who knows? pun itu hanya berniat bercanda.
Bercanda yang berkaitan dengan kekurangan fisik seseorang terutama, akan lebih baik jika dihindari.
Orang-orang yang tipe “tidak enakan” mungkin akan bersikap seolah-olah easy going saja. Padahal bisa jadi hatinya terluka, hanya saja dia menyimpan untuk dirinya sendiri.
Siapa yang tahu kalimat kita yang mana yang akan melukai hati saudara kita yang bahkan bisa jadi akan membekas lama dihatinya. Ibarat paku yang ditancapkan pada sebatang pohon, ketika dicabut maka akan meninggalkan bekas.
Apalagi jika pelakunya adalah orang-orang yang sebenarnya sudah faham mana yang baik dan mana yang sebenarnya tidak baik. Benar-benar harus pandai memilah mana yang baik untuk dikatakan dan mana yang kurang baik untuk dikatakan.
Satu hal lagi, tentang pribadi-pribadi yang suka nyinyir dengan hidup dan keberhasilan orang lain. Sinis, mencari-cari celah keburukan dan kesalahan saudaranya lantas membeberkannya pada siapapun yang dia temui.
Dapat dipastikan jika yang mendengar adalah orang yang baik hatinya akan merasakan panas ditelinga dan tidak betah untuk berlama-lama berada di dekat orang dengan kepribadian seperti ini.
Jika kita menemukan orang yang suka membicarakan keburukan orang lain kepada kita, jangan berteman dekat dengannya. Bukan tidak mungkin kelak dia akan membicarakan keburukan kita didepan orang lain.
Untuk apa kita mengurusi perkara-perkara orang lain yang kita tidak berhak mengurusinya, biarkan itu menjadi urusan dia. Tidak akan ada untungnya kita membicarakan keburukan orang lain.
Menuliskan hal ini bukan berarti saya sudah menjadi pribadi yang baik, saya-pun sedang dalam proses memperbaiki diri.
Segala hal diatas menjadi refleksi pribadi juga untuk saya, agar lebih berhati-hati dalam berkalimat. Semoga Allah mengampuni saya atas lisan-lisan yang tidak terjaga.
Surabaya, 5 Januari 2017
Oleh. Munawarah (Facebook: Mumun Moon)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif : Rumah Si Tukang Bangunan

Kisah Inspiratif : Lelaki Tua dan Selimut

Orang Tua Sekarang Membunuh Anaknya Secara Halus